Thursday, October 16, 2014

UPAYA PENDIDIKAN DALAM MENGANGKAT POTENSI LOKAL KABUPATEN JEPARA Oleh: Eko Widianto (0202514048)*


            Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN/20/2003) Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan sarana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pasal tersebut menunjukkan bahwa pendidikan menjadi sangat penting bagi seseorang. Dengan pendidikan, kehidupan seseorang dapat berkembang. Bekal untuk menjalani hidup adalah pendidikan yang mampu menuntun seseorang ke arah yang baik dan benar.
            Pendidikan juga akan mempengaruhi segala hal dalam kehidupan. Dalam sebuah sistem, pendidikan berhubungan dengan sistem-sistem lain. Pendidikan tidak dapat berdiri sendiri tanpa komponen lain. Begitu pula dengan komponen-komponen kehidupan lainnya yang tidak dapat terlepas secara bebas dari pendidikan. Misalnya, pendidikan tidak akan dapat terlepas dari dunia ekonomi, kebudayaan, dan politik. Demikian pula dengan ekonomi, kebudayaan, dan politik yang tidak bisa terlepas dari pendidikan. Komponen-komponen tersebut memiliki keterkaitan yang saling membangun satu sama lain. Komponen-komponen tersebut menyatu dalam sebuah sistem kehidupan dan melekat pada manusia.
            Komponen-komponen yang menyatu ke dalam sebuah sistem tersebut kemudian saling mempengaruhi. Pendidikan dapat mempengaruhi keadaan perekonomian dan politik di Indonesia. Pendidikan juga terpengaruh dengan kebudayaan-kebudayaan Indonesia. Terbukti ketika semakin banyak semangat pengajar dalam mengangkat kearifan lokal sebagai nuansa atau basis pembelajaran. Pendidikan multikultural juga senantiasa digerakkan sebagai wujud menjaga keberadaan budaya yang begitu beragam di Indonesia. Fenomena-fenomena tersebut menunjukkan bahwa pendidikan tidak akan terlepas dari komponen-komponen lain dalam kehidupan.
            Pendidikan juga memiliki peran penting sebagai pengawal sekaligus pengangkat budaya lokal suatu daerah. Budaya lokal berarti kebudayaan yang secara khas dimiliki oleh suatu daerah dan tidak dimiliki oleh daerah-daerah lain. Contohnya adalah Batik di Pekalongan, Tifa di Papua, Songket di Palembang, Ukir di Jepara, dan masih banyak lagi. Keberadaan budaya-budaya tersebut menjadi ciri khas sebuah daerah. Budaya tersebut akan senantiasa terjaga jika dilestarikan. Sebaliknya, kebudayaan tersebut akan punah jika tidak dikonservasi dengan baik. Pendidikan berada pada posisi yang strategis dalam menjaga kebudayaan tersebut. Sebab, melalui pendidikan internalisasi kebudayaan-kebudayaan lokal pada generasi muda dapat berjalan dengan baik.
            Setiap daerah memiliki kekhasan budaya sebagai potensi lokal. Potensi itu kemudian dapat mengangkat nama daerah. Selain itu, potensi lokal daerah dapat menjadi daya tarik wisatawan untuk mengunjungi suatu daerah. Dengan memiliki potensi yang khas pada daerah, potensi pariwisata daerah tersebut juga akan terangkat. Seperti yang terjadi di Jepara. Dengan budaya ukirnya, Jepara tidak asing lagi di telinga masyarakat. Bahkan turis mancanegara sudah banyak yang tahu tentang Kota Ukir tersebut.
            Jepara tentu memiliki beberapa potensi lokal yang menjadi ciri khas bagi kabupaten tersebut. Selain potensi lautnya yang melimpah, Jepara juga memiliki pesona pariwisata yang memikat wisatawan. Sebab, garis pantai kabupaten Jepara sangat panjang dan memiliki keindahan. Pariwisata bahari menjadi bagian penting dalam potensi daerah Jepara. Karimun Jawa, Pantai Bandengan, Pantai Kartini, Benteng Portugis, dan lainnya, sudah tidak asing di telinga wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
            Tidak hanya di potensi pariwisata, Jepara juga memiliki pesona lain. Pesona itu juga muncul dari Sentra Tenun Troso. Kain tenun Troso sudah banyak dikenali masyarakat. Kain yang unik dan murah ini menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berlibur ke Jepara. Selain membeli kain tersebut sebagai oleh-oleh, wisatawan juga dapat melihat secara langsung pertunjukan pembuatan kain tenun Troso di lokasi pembuatannya. Dengan menyaksikan pertunjukan pembuatan kain tenun, wisatawan tahu proses pembuatan kain tenun tersebut dari proses pertama sampai dengan terciptanya kain yang utuh dan cantik.
            Selain potensi pariwisata dan tenun Troso, yang paling kondang adalah budaya ukir Jepara. Ukir tidak akan lepas dari kabupaten kecil tersebut. Selain sudah menjadi top of mind setiap orang bahwa Jepara adalah Kota Ukir, meubel sudah menjadi industri utama kabupaten tersebut. Mayoritas mata pencaharian penduduk Jepara adalah membuat produk meubel dan ukiran. Ukiran sudah mendarah-daging bagi masyarakat Jepara. Inilah yang kemudian menjadi potensi lokal terbesar kabupaten Jepara. Dengan memiliki potensi yang unik dan prospektif ini, pemerintah perlu mengonservasi dan senantiasa mengembangkannya menuju arah yang lebih baik. Untuk mengembangkannya, tentu salah satu cara dapat ditempuh melalui sektor pendidikan. Ada beberapa hal yang telah muncul dalam pendidikan untuk mengangkat potensi lokal daerah Jepara. Berikut beberapa hal yang telah menjadi napas penggugah potensi lokal Jepara.

Sebagai Muatan atau Basis Pembelajaran di Kelas
            Potensi lokal Jepara kini menjadi muatan atau basis pendidikan di kelas. Artinya, topik-topik pembelajaran di kelas selalu dikaitkan dengan potensi lokal yang ada di Jepara. Terutama mata pelajaran yang memiliki korelasi dengan potensi lokal Jepara. Misalnya, mata pelajaran seni budaya di sekolah menengah atas selalu mengaitkan topik-topik pembelajarannya dengan kebudayaan yang ada di Jepara seperti ukiran dan tenun Troso. Sekolah Menengah Kejuruan yang memiliki kelas produktif Busana Butik juga senantiasa mengembangkan pembelajarannya berbasis potensi lokal Jepara. Contohnya ketika mereka mendesain sebuah pakaian, bahan dasar yang digunakan adalah tenun Troso.
            Tidak hanya mata pelajaran seni budaya yang mencoba mengaitkan konsep pembelajarannya dengan potensi lokal Jepara, mata pelajaran lain pun demikian. Mata pelajaran bahasa Indonesia juga dapat menggabungkan materinya dengan muatan potensi lokal Jepara. Terlebih Kurikulum 2013 dikembangkan dengan pembelajaran berbasis teks. Kesempatan tersebut dapat dimanfaatkan oleh guru dalam menginternalisasi potensi lokal Jepara dalam pembelajaran. Teks yang dipelajari dapat dikembangkan berdasarkan potensi yang ada di Jepara.

Discovery Learning, Mengamati dan Merasa Memiliki
            Pembelajaran masa kini senantiasa menuntut peserta didik untuk mengamati, merasakan, dan mengalami. Jadi, wawasan dan pengetahuan yang diterima oleh peserta didik tidak berhenti pada bentuk konseptual di pikiran mereka saja. Tetapi mereka dapat melakukan discovery untuk menemukan referensi-referensi dari konsep yang mereka pelajari. Oleh sebab itu, study tour dan pembelajaran di luar kelas yang mampu menunjang pengetahuan peserta didik menjadi sangat relevan dengan corak pendidikan masa kini. Kaitannya dengan potensi daerah Jepara, pendidikan usia dini di Jepara kini telah banyak yang menyadari pentingnya mengenalkan potensi daerah pada anak-anak usia dini. Banyak PAUD maupun TK yang mengajak peserta didiknya untuk berkunjung ke pengrajin tenun Troso, sentra ukiran Jepara, dan potensi lainnya seperti perikanan serta pariwisata. Dengan mengajak peserta didik ke tempat-tempat potensial yang dimiliki oleh Jepara tersebut, peserta didik akan merasa memiliki dan senantiasa berhasrat untuk menjaga serta melestarikannya.

Tantangan dalam Mengembangkan Pendidikan Berbasis Potensi Jepara
            Sebagian masyarakat telah sadar akan beruntungnya memiliki potensi yang begitu besar di Jepara. Meskipun tidak sedikit pula yang enggan menyadari keberuntungan tersebut. Termasuk Pemerintah Kabupaten Jepara yang tidak secara aktif mengawal dan mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh kabupaten Jepara tersebut. Di satu sisi, guru-guru sebagai penghela napas pendidikan mencoba dan berjuang mengangkat potensi lokal yang ada di Jepara. Namun di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Jepara juga tidak mengembangkan potensi tersebut secara nyata. Seharusnya sektor pendidikan menjadi amat strategis jika digunakan untuk mengonservasi potensi lokal Jepara. Akan tetapi, kesadaran mengembangkan hal tersebut belum sepenuhnya tampak dari Pemerintah Kabupaten Jepara.
            Selain itu, sekolah tinggi yang terkait dengan potensi lokal Jepara juga sangat minim. Hanya ada satu sekolah tinggi desain di Jepara. Padahal, untuk mengembangkan potensi daerah, terutama budaya perlu sekolah-sekolah tinggi yang mencetak para sarjana di bidangnya. Demikian pula dengan potensi pariwisata dan perikanan, tidak ada sekolah tinggi di Jepara yang bergerak di bidang itu. Hal ini menjadi tantangan secara langsung bagi Pemerintah Kabupaten Jepara, khususnya Dinas Pendidikan. Meskipun, semua masyarakat juga memiliki tanggung jawab moral yang sama-sama besar dalam upaya melestarikan potensi lokal Jepara melalui sektor apapun, khususnya pendidikan.

*)  Penulis adalah mahasiswa Program Studi Bahasa Indonesia Kelas Khusus B Pascasarjana Unnes.

DAFTAR PUSTAKA
Wibowo. 2014. Membangun Ketahanan Sistem Pendidikan Berbasis Potensi Lokal di Daerah Otonom. Semarang. Makalah.

No comments:

Post a Comment