Wednesday, July 4, 2012

HATRANDAPU


HATRANDAPU


Bolehkah aku bercerita kepadamu
Andai kau mau sejenak mendengarnya

Kali ini kabar angin semakin bergemuruh
Aku adalah penjahat
Bukan lagi pangeran pemberi semangat

Kalau saja mereka tahu sebenarnya
Aku masih sangat mencintaimu
Seberapa analogi yang tak mampu kugambarkan

Aku menurunkan tangan
Tapi tak semudah itu aku menghapus cintaku
Padamu

Andai kau mengerti
Mereka yang datang sekelebat
Hanya mampu mengganti senyummu yang membayang
Tak mampu mengganti tari ayumu di sanubari
Berkoyak-koyak membahana seperti nada ombak tengah malam

Kupu kecil yang kurindu
Andai kau tahu maksud kedatanganku sore itu
Aku membawa cincin ilalang
Dan kau gadis pengena harapku
Pertama yang kusemat
Dan terakhir

Kupu kecil
Aku ambing arah karenamu
Berusaha melepas senyum rela
Dengan menemu penggantinya
Tapi sia ujung sia masa

Kupu kecil pemberi senyum rela
Aku malu jika harus mengangkat tangan lagi
Aku pun menyadari tak mampu mencari pengganti
Pengganti adalah kebodohan aku
Yang menipu segala canduku padamu

Kupu kecil aku sudah kalah
Kalah mengejarmu
Lelah menantimu
Salah menghapusmu
Dosa mencoba menggantimu

Kupu kecil aku merindumu
Rindu sore itu dengan jam tangan yang hendak kau minta
Rindu parfum yang kau cinta sengaja kulupakan
Rindu nyanyian paraumu di telinga maya
Kupu kecil selamat berbahagia
Kupu kecil selamat bercinta
Aku tidak melakukan apa-apa setelah ini


Semarang, rinduku pada kupu kecil
Eko W
4712

Friday, June 8, 2012

Puisi Ikut-ikutan Gus Mus,

Kalau Gus Mus pernah berkata,
“ Mana ada negeri sehebat negeriku”
Sekarang aku ingin bertanya,
“ Mana ada fakultas sehebat fakultasku”
Kampusnya ramai saban hari
Siang malam tak pernah mati
Dalam kamus kami, tak ada kosa kata sepi

“ Mana ada fakultas sekaya fakultasku”
Orang-orangnya berduit
Sampai-sampai tampilannya morat-marit
(itu kata orang)
Yang tak tahu tampilan seniman elit

“ Mana ada fakultas sebesar fakultasku”
Kalau sudah berteriak luar biasa
Jargon lainnya tenggelam tak bergema
Habis dimakan ramainya

“ Mana ada fakultas sesabar fakultasku”
Diam saja tanpa dipuji pak rektor
Tapi sering jadi pelopor
Kalau lomba selalu dapat nomor
Nomor satu

“ Mana ada fakultas semeriah fakultasku”
Musik, joget, akting, semua ada di sini
Sedihpun kami bernyanyi
Apalagi gembira?
Wah pesta tiada henti-hentinya

Kawan,
Lihatlah aku malam ini
Lihat warna apa yang melekat pada diriku kini
Maka akan kuterangkan padamu,
Ungu ini tak sekadar di luar
Ungu ini sudah menyatu dengan denyutan nadi
Ungu ini sudah menjadi detak jantung sepanjang hari
Bahkan ungu ini sudah menjadi warna yang selalu kulihat
Tak ada warna yang lain
Karena ungu menjadi hakikat
Karena ungu ini, Luar biasa !
FBS ....

Eko Widianto
2012