Friday, January 31, 2014

Tepat di atas ubun-ubun hamparan air


Tepat di atas ubun-ubun hamparan air
                        Sajak kerinduan

Menjadi sebuah metafor-metafor
Setiap pagi mulai beranjak siang
Dan sore memilih berlabuh pada malam

Membuang senandung rindu
Milik lelaki yang menunggu di pesisir pantai
Bersama kura-kura kecil yang kehilangan sedikit siriknya

Lalu kau melihat ada absurditas
Di atas awan tanpa batas
Melukiskan rasa tak terungkap
Di lubuk hatimu

Gadis kecil menari dalam lari
Tak hirau kanan kiri
Si bangau memilih bersembunyi
Di balik pohon rindang asri

Rindumu rinduku
Menyatu laksana ombak dengan kakiku
Menyentuh sepersetengah detik
Lalu berkejaran tak menentu
Datang dan pergi
Saling menyambut
Namun kau memilih bermain
Di luas samudra dingin
Lagi dan lagi oh lagi
Mari menyanyikan kidung mesra
Di bawah bias senjakala
Memelukkan rindumu dengan rinduku
Menciumkan mesra laguku dan lagumu

Kata siapa buta itu melingkup rasa
Aku dengan jelas melihat
Ronamu pada semburat senyum
Mentari sore hari
Tepat
Di hadapanku
Dan di atas ubun-ubun hamparan air

Bantaeng, 7 11 13
Eko W
@ekow_oke

No comments:

Post a Comment