Tuesday, July 19, 2011

Sinopsis Novel Laskar Pelangi

Kemiskinan tidak menghalangi semangat anak-anak Belitong untuk sekolah. Terutama sepuluh anak Belitong yang memiliki semangat besar untuk belajar. Sepuluh anak Belitong tersebut adalah Ikal, Lintang, Sahara, Mahar, A Kiong, Syahdan, Kucai, Borek, Trapani, dan Harun. Mereka bersepeluluh kemudian mendapat julukan Laskar Pelangi dari Bu Mus, guru mereka di SD Muhammadiyah. Karena mereka senang melihat pelangi.
Kesepuluh anak-anak Belitong ini sangat beruntung memiliki guru-guru yang perhatian dan memiliki dedikasi tinggi. Beliau adalah Bu Muslimah dan Pak Harfan. Mereka merupakan guru-guru tanpa tanda jasa. Mereka benar-benar mengabdi untuk kemajuan pendidikan di Belitong.
Kemudian kecerdasan anak-anak Belitong ini mulai nampak. Anak yang paling menampakkan kecerdasan dan kesungguhannya dalam belajar adalah Lintang. Ia rela mengayuh sepeda puluhan kilometer untuk menimba ilmu. Keadaan keluarganya juga sangat memrihatinkan. Ayahnya adalah seorang nelayan dan harus menanggung 14 jiwa anggota keluarganya.
Selanjutnya adalah Mahar. Mahar juga memiliki nasib tak sebaik dari Lintang. Berada dalam keluarga serba kekurangan adalah hal biasa bagi anak-anak Belitong. Tetapi semangat dan jiwa seni Mahar nampak di tengah-tengah sepuluh anak laskar pelangi.
Tokoh utama yang menceritakan sepuluh laskar pelangi bernama Ikal. Ia adalah masa kecil pengarang. Ikal sebenarnya juga memiliki kecerdasan serta bakat alam dalam dunia sastra. Sejak itu, Ikal juga mulai merasakan jatuh cinta kepada seorang gadis kecil tionghoa bernama A Ling.
Ketiga anak tersebut pernah mengikuti lomba cerdas cermat untuk mewakili SD Muhammadiyah. Tak pernah disangka mereka bisa menjadi juara dengan mengalahkan SD PN Timah. Guru mereka sangat bangga dengan prestasi yang mereka ukir.
Tetapi kecerdasan Lintang tidak bisa berlanjut karena malapetaka menghampirinya setelah itu. Ayahnya yang pergi berlaut tak kunjung pulang. Kabar dari para nelayan, ayahnya telah hilang di tengah laut. Ia akhirnya menjadi tulang punggung keluarganya dan terpaksa harus berhenti sekolah. Ia sesungguhnya juga berat untuk menerima semua itu. Akan tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak ada pilihan kecuali bekerja untuk menghidupi keluarganya.
Suatu hari Lintang mengirim surat ke SD Muhammadiyah dan menceritakan semua yang telah terjadi. Teman-teman Lintang sangat bersedih karena hal itu. Mereka ingin Lintang tetap bisa sekolah. Tetapi tidak ada yang bisa merubah keadaan dan menolong Lintang agar tetap bertahan sekolah.
Dari sepuluh anak-anak Belitong, hanya Ikal yang bisa melanjutkan sekolah. Sampai pada akhirnya ia melanjutkan kuliah ke Perancis, yaitu di Sorbone University, kampus impiannya sejak kecil.

Eko Widianto.
copyrights@2011.

1 comment: